perang badar

Pertempuran

Di musim semi tahun 624, Muhammad mendapatkan informasi dari mata-matanya bahwa salah satu kafilah dagang yang paling banyak membawa harta pada tahun itu, dipimpin oleh Abu Sufyan dan dijaga oleh tiga puluh sampai empat puluh pengawal, sedang dalam perjalanan dari Suriah menuju Mekkah. Mengingat besarnya kafilah tersebut, atau karena beberapa kegagalan dalam penghadangan kafilah sebelumnya, Muhammad mengumpulkan pasukan sejumlah lebih dari 300 orang, yang sampai saat itu merupakan jumlah terbesar pasukan Muslim yang pernah diterjunkan ke medan perang.

Pergerakan menuju Badar

Muhammad memimpin pasukannya sendiri dan membawa banyak panglima utamanya, termasuk pamannya Hamzah dan para calon Kalifah di masa depan, yaitu Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, dan Ali bin Abi Thalib. Kaum Muslim juga membawa 70 unta dan 3 kuda, yang berarti bahwa mereka harus berjalan, atau tiga sampai empat orang duduk di atas satu unta Namun demikian, banyak sumber-sumber kalangan Muslim pada awal masa itu, termasuk dalam Al-Qur'an sendiri, tidak mengindikasikan akan terjadinya suatu peperangan yang serius, dan calon khalifah ketiga Utsman bin Affan juga tidak ikut karena istrinya sakit.

Ketika kafilah dagang Quraisy Mekkah mendekati Madinah, Abu Sufyan mulai mendengar mengenai rencana Muhammad untuk menyerangnya. Ia mengirim utusan yang bernama Damdam ke Mekkah untuk memperingatkan kaumnya dan mendapatkan bala bantuan. Segera saja kaum Quraisy Mekkah mempersiapkan pasukan sejumlah 900-1.000 orang untuk melindungi kelompok dagang tersebut. Banyak bangsawan kaum Quraisy Mekkah yang turut bergabung, termasuk di antaranya Amr bin Hisyam, Walid bin Utbah, Syaibah bin Rabi'ah, dan Umayyah bin Khalaf. Alasan keikut-sertaan mereka masing-masing berbeda. Beberapa ikut karena mempunyai bagian dari barang-barang dagangan pada kafilah dagang tersebut, yang lain ikut untuk membalas dendam atas Ibnu al-Hadrami, penjaga yang tewas di Nakhlah, dan sebagian kecil ikut karena berharap untuk mendapatkan kemenangan yang mudah atas kaum Muslim.[11] Amr bin Hisyam juga disebutkan menyindir setidak-tidaknya seorang bangsawan, yaitu Umayyah ibn Khalaf, agar ikut serta dalam penyerangan ini.

Di saat itu pasukan Muhammad sudah mendekati tempat penyergapan yang telah direncanakannya, yaitu di sumur Badar, suatu lokasi yang biasanya menjadi tempat persinggahan bagi semua kafilah yang sedang dalam rute perdagangan dari Suriah. Akan tetapi, beberapa orang petugas pengintai kaum Muslim berhasil diketahui keberadaannya oleh para pengintai kafilah dagang Quraisy tersebut dan Abu Sufyan kemudian langsung membelokkan arah kafilah menuju Yanbu

"Dan (ingatlah), ketika Allah menjanjikan kepadamu bahwa salah satu dari dua golongan (yang kamu hadapi) adalah untukmu, sedang kamu menginginkan bahwa yang tidak mempunyai kekuatan senjatalah yang untukmu, dan Allah menghendaki untuk membenarkan yang benar dengan ayat-ayat-Nya dan memusnahkan orang-orang kafir". Al-Anfal: 7

Badar dalam al-Qur'an

Sungguh Allah telah menolong kamu dalam Peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu bertawakallah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya. (Ingatlah), ketika kamu mengatakan kepada orang Mukmin, "Apakah tidak cukup bagi kamu Allah membantu kamu dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit)?" Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bertakwa dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda. Ali 'Imran: 123-125

"Sesungguhnya telah ada tanda bagi kamu pada dua golongan yang telah bertemu (bertempur). Segolongan berperang di jalan Allah dan (segolongan) yang lain kafir yang dengan mata kepala melihat (seakan-akan) orang-orang Muslimin dua kali jumlah mereka. Allah menguatkan dengan bantuan-Nya siapa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata hati." Ali 'Imran:13

ibu mengajariku banyak hal

ibu yang mengajariku banyak hal
menbacakan cerita indah untukku..
mengajariku bagaimana cara mengungkapkan isi hati ini..

ibu mengajariku banyak hal
mengajariku bagaimana memberikan & meminta maap
bahkan ibu selalu memelukku disat aku terlelap tidur,,
masih setia mendampingi aku yang rewel

ibu mengajariku banyak hal
mengajari bagaimana menjadi wanita yang sholehah
menunjukan bagaimana hidup wanita yang sesungguhnya
memberitahuku,, bahwa wanita adalah kayu bakar neraka
dan ibu mengajariku bagaimana agar menjadi wanita penghuni surga
dan lagi, ibu takan pernah putus mengajariku berbagai hal sampai saat ini

aku malu

cintaku ..
sebening embun sejuk dikala fajar

rinduku...
membelenggu kalbu

hem...
suara detak jantung semakin terdengar
deg.. deg.. deg..
saat kau dekatkan raut wajahmu dihadapanku

akh..
aku malu...
kau terus menatapku
membuatku benar-benar membisu

heii..
jangan seperti itu...
kau buatku salah laku
kau buat wajahku merah padam menahan malu

unknown

kulukiskan asaku kepadamu
lewat guratan senyum
kurangkai untaian rinduku yang berceceran
Hhh...
rindu itu melihat senyummu, menyentuh wajahmu

ku titipkan pesan dari hati ini pada merpati putih
agar tak perlu lagi merepotkan pak pos

entahlah,, seperti apa kata-kata ini nantinya
sama halnya seperti hatiku yang kini tengah tak tentu arah

kau dan aku

kubaringkan tubuhku
diatas harapan
ku kubur asaku
dipenghujung mimpiku
agar Tuhan tau, betapa aku merindunya

berjalan,melangkah ku seorag diri
berharap dihari yang lain ia menyadari hadirk
diataas guratan pena ini
kutitipkan rinduku padanya
biarlah.. seikat rindu ini melayang bersama angin malam

kelak di hari esok
mimpi ini tak lagi tinggal harapan
kau, kan ku kenang
kau, kan ku ukir dihatiku selamanya
karena kaulah yang telah mengobati rindu ini. ..

kau dihidupku

kau seperti mimpi
yang tak dapat ku sentuh

kw seperti rindu
yang hanya bisa ku rasakan

kau terkadang seperti lelucon
ynng selalu membuatku tertawa

menjadi nafas yang menyesakkan dada
jika kau tiada

kau seperti kehangatan
yang selalu mendekapku dalam kesepian

ya seperti itulah kau dihidupku