Mengenal Resensi


Mengenal Resensi
Menulis resensi merupakan proses menuangkan atau memaparkan nilai sebuah hasil karya atau buku berdasarkan tataan tertentu. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan informasi dan pertimbangan baik-buruknya, cermat-cerobohnya, benar-salahnya, kuat-lemahnya, dan manfaat-mubazirnya suatu topik buku.
Kata “Resensi” berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata kerja “revidere” atau “recensere” yang memilik arti melihat kembali, menimbang atau menilai. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review, sedangkan dalam bahasa Belanda dikenal dengan istilah recensie. Tiga istilah tersebut mengacu pada hal yang sama, yakni mengulas sebuah buku.
Menurut “Kamus Istilah Sastra” yang ditulis oleh Panuti Sudjiman (1984), Resensi adalah hasil pembahasan dan penilaian yang pendek tentang suatu karya tulis. Konteks ini memberi arti penilaian, mengungkap secara sekilas, membahas, atau mengkritik buku.
Dalam buku Bahasa dan Sastra Indonesia (yang ditulis oleh Euis Sulastri dkk) Istilah resensi berasal dari bahasa Belanda resentie, yang berarti kupasa atau pembahasan. Jadi, pengertian resensi adalah kupasan atau pembahasan tentang buku,film,atau drama yang biasanya disiarkan melalui media massa seperti surat kabar dan majalah.
Pada dasarnya, keterampilan menulis resensi tidak datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Selain itu, menulis resensi merupakan suatu proses perkembangan. Seperti halnya, dengan kegiatan menulis pada umumnya, menulis resensi menuntut pengalaman, waktu, kesempatan, latihan, dan keterampilan- keterampilan khusus, serta pengajaran langsung menjadi seorang peresensi.
Dalam menulis resensi, peresensi perlu memperhatikan pola tulisan resensi. Ada tiga pola tulisan resensi buku, yaitu meringkas, menjabarkan, dan mengulas. Meringkas (sinopsis) berarti menyajikan semua persoalan buku secara padat dan jelas. Menjabarkan berarti mendeskripsikan hal-hal menonjol dari sinopsis yang sudah dilakukan. Bila perlu bagian-bagian yang mendukung uraian dikutip.
Mengulas berarti menyajikan ulasan sebagai berikut:
1.     isi pernyataan atau materi buku sudah dipadatkan dan dijabarkan kemudian diinterpretasikan
2.     organisasi atau kerangka buku
3.     bahasa
4.     kesalahan cetak
5.     komparasi dengan buku-buku sejenis, baik karya pengarang sendiri maupun pengarang lain, dan
6.     menilai, mencakup kesan peresensi terhadap buku terutama keunggulan dan kelemahan buku

*      Hakikat Resensi
Dunia perbukuan di tanah air semakin marak pada tahun-tahun terakhir. Para penulis, baik yang sudah profesional maupun pemula, berlomba-lomba untuk mengirimkan tulisannya ke penerbit. Beberapa penerbit pun tidak segan-segan untuk mengumumkan secara terbuka akan kebutuhannya terhadap naskah. Perkembangan aktivitas perbukuan pun dibarengi dengan perkembangan media massa.
Media massa berani memberikan ruang untuk para pembaca yang ingin menuangkan gagasan, pikiran, atau perasaan. Hal ini dibuktikan dengan adanya kolom surat pembaca, artikel, dan opini untuk edisi harian. Sedangkan tiap minggu tersedia kolom cerpen, humor, dan resensi. Hal ini tentunya merupakan pertanda budaya menulis di Indonesia mulai tumbuh dan berkembang.
Akan tetapi, perkembangan budaya menulis di tanah air belum sepenuhnya dibarengi dengan budaya membaca. Sebagian besar masyarakat Indonesia belum mengetahui dan memahami pentingnya membaca. Hal ini seolah menjadi dua sisi mata uang. Namun, dari sudut pandang lain akan menjadi sebuah simbiosis mutualisme antara budaya menulis dengan budaya membaca.
Mengapa bisa dikatakan seperti itu? Dunia perbukuan yang ramai memberi peluang banyaknya buku yang diterbitkan dengan tema serupa. Hal tersebut akan mengakibatkan masyarakat pembaca kebingungan untuk membeli dan membaca buku-buku tersebut. Di sinilah letak hubungan yang saling menguntungkan tersebut. Para penulis yang peduli dengan keadaan ini berusaha untuk memecahkan masalah tersebut dengan menyusun resensi. Bentuk tulisan resensi akan sangat membantu para pembaca yang kebingungan ingin memilih, membeli, atau sekedar membaca buku-buku yang terbit tersebut.
Resensi merupakan salah satu bentuk tulisan jurnalistik yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan memberi pertimbangan kepada pembaca mengenai sebuah buku yang baru diterbitkan. Secara sederhana, resensi dapat dianggap sebagai bentuk tulisan yang merupakan perpaduan antara ringkasan dan ikhtisar berisi penilaian, ringkasan isi buku, pembahasan, atau kritik terhadap buku tersebut. Bentuk tulisan ini bergerak di subyektivitas peresensinya dengan bekal pengetahuan yang dimilikinya tentang bidang itu. Resensi memiliki bagian-bagian penting di dalamnya, diantaranya judul resensi, identitas buku, bagian pembuka resensi yang memaparkan kepengarangan, tema, golongan buku, isi atau tubuh resensi yang memaparkan ikhtisar, ulasan serta kutipan, dan kelemahan juga kelebihan buku, dan bagian penutup.
Merujuk pada pengertian secara istilah tersebut, seorang ahli mengatakan bahwa resensi secara bahasa sebagai pertimbangan atau perbincangan tentang sebuah buku yang menilai kelebihan atau kekurangan buku tersebut, menarik-tidaknya tema dan isi buku, kritikan, dan memberi dorongan kepada khalayak tentang perlu tidaknya buku tersebut dibaca dan dimiliki atau dibeli. Perbincangan buku tersebut dimuat di surat kabar atau majalah. Pendapat ini diperkuat oleh ahli lain  yang menyatakan bahwa tindakan meresensi buku dapat berarti memberikan penilaian, mengungkap kembali isi buku,,membahas, atau mengritik buku.
Pendapat yang berbeda diungkapkan mengenai definisi resensi, yaitu sebuah tulisan berupa esai dan bukan merupakan bagian suatu ulasan yang lebih besar mengenai sebuah buku. Isinya adalah laporan, ulasan, dan pertimbangan baik-buruknya, kuat-lemahnya, bermanfaat-tidaknya , benar-salahnya, argumentatif- tidaknya buku tersebut. Tulisan tersebut didukung dengan ilustrasi buku yang diresensi, baik berupa foto buku atau foto copi sampul buku.
Dari beberapa pendapat di atas mengenai definisi resensi, dapat disimpulkan bahwa resensi adalah suatu karangan atau tulisan yang mencakup judul resensi, identitas buku, pembukaan dengan memaparkan kepengarangan, tema, golongan buku, isi atau tubuh resensi yang memaparkan ikhtisar, ulasan serta kutipan, dan kelemahan juga kelebihan buku, dan penutup kepada khalayak tentang perlu tidaknya buku tersebut dibaca, dimiliki, atau dibeli.
*      Apa tujuan dari resensi itu ?
Tujuan dari resensi adalah memberitahu masyarakat akan kehadiran suatu buku. Apakah ada hal yang baru dan penting atau hanya sekedar mengubah buku yang sudah ada. Kelebihan dan kekurangan buku adalah objek resensi, tetapi pengungkapannya haruslah merupakan penilaian objektif dan bukan meurut selera pribadi pembuat resensi. Umumnya diakhir ringkasan terdapat nilai-nilai yang dapat diambil hikmahnya.
Pembuat resensi disebut resensator. Sebelum membuat resensi,resensator harus membaca buku itu terlebih dahulu. Sebaiknya resensator memiliki pengetahuan yang memadai, terutama yang berhubungan dengan isi buku yang akan diresensi.
Ada beberapa syarat untuk meresensi (membuat resensi) buku.
1.     Ada data buku, meliputi nama pengarang, penerbit, tahun terbit, dan tebal buku.
2.     Pendahuluannya berisi perbandingan dengan karya sebelumnya, biografi pengarang, atau hal yang berhubungan dengan tema atau isi.
3.     Ada ulasan singkat terhadap buku tersebut.
4.     Harus bermanfaat dan kepada siapa manfaat itu ditujukan.
*      Contoh  resensi novel
Judul: Gita Cinta Dari SMA
Pengarang: Eddy D. Iskandar
Penerbit: Gaya Favorit Press Tahun 1978
Novel pertama karya Eddy D. Iskandar berjudul Gita Cinta dari SMA termasuk karya yang disusun dengan hati-hati. Kisah ringkas dengan plot pendek dan sederhana ini telah mampu memikat pembaca. Novel konvensional, teratur, dan rapi ini mengisahkan kegagalan cinta pemuda bernama Galih dengan Ratna. Kisah cinta mereka ditentang orang tua karena prasangka kesukuan.
Banyak hal positif dalam novel ini yang bisa dipelajari siswa SMA karena mengisahkan rutinitas anak-anak SMA yang jalan hidupnya tertib, rajin sekolah, menghormati guru, saling menolong, dan penuh penegrtian antar teman. Novel yang lebih disukai pembaca remaja perempuan atau disebut novel feminin ini tidak lagi muncul dalam karya Eddy berikutnya yang lebih keras, bebas, dan jauh dari warna kelembutan.

0 komentar:

Posting Komentar